Monumen Nasional yang acapkali disebut Monas merupakan suatu monumen nasional kebanggaan Indonesia untuk memperingati semangat perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia yang disimbolkan dengan lidah api yang tak pernah padam di pucuk Monas. Mungkin dari sebagian kita tahu siapa pencetus pendiri Monas yaitu Soekarno. Namun apakah kita pernah tahu asal-usul sebenarnya emas di pucuk Monas? Dan siapakah dia? Mari kita ulas bersama-sama :)
Emas di pucuk Monas yang memiliki berat keseluruhan 38 kilogram, 28 kilogram diantaranya adalah pemberian dari saudagar kaya Aceh ternama, Teuku Markam. Emas tersebut diambil dari tambang yang berada di Lebong, Provinsi Bengkulu. Pemberian emas sebesar itu dapat terjadi karena adanya kedekatan antara Soekarno (Presiden Republik Indonesia kala itu) dengan Teuku Markam. Teuku Markam sendiri pada pemerintahan Soekarno memiliki andil yang besar dalam memajukan perekonomian Bangsa Indonesia. misalnya, ia tercatat sebagai salah satu orang yang ikut membebaskan lahan Senayan untuk dijadikan pusat trainee olahraga terbesar di Indonesia.
Pembangunan infrastruktur di Aceh dan di Jawa Barat, Jalan Medan-Banda Aceh, dok kapal di Jakarta juga tak lepas dari buah karya Teuku Markam. Mengingat peran yang begitu besar pada masa itu, Teuku Markam pernah dijuluki sebagai kabinet bayangan pemerintahan Soekarno. Namun, hal itu seakan melebur ketika Pemerintahan Soeharto berdiri. Ia diasingkan dan dipenjara serta dituduh sebagai antek PKI. Terlepas dari tuduhan itu semua, Teuku Markam pantas disebut sebagai salah satu Pahlawan Indonesia dengan segala karya dan jasanya kepada Bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar